Peranan Manajer dalam Manajemen Organisasi Publik - Sahabat semangat inspirasi kali ini saya akan membahas mengenai fungsi dan peranan manajemer dalam manajemen organisasi publik. Nah sebelum saya lanjut ada beberapa kata kunci penting dalam pembahasan kali ini, yaitu apa itu manajemen? manajer dan organisasi publik. ketiga kata kunci tersebut sudah saya posting pada artikel sebelumnya yaitu pada pengertian / definisi manjemen dan fungsi manajemen, serta pada artikel pengertian dan karakteristik organisasi. Ok... kalau anda belum mengerti kata kunci peran manajer, pengertian manajemen, dan manajemen organisasi publik atau manajemen sektor publik silahkan baca postingan sebelumnya. Tanpa panjang lebar lagi silahkan anda pelajari Peranan Manajer dalam Manajemen Organisasi Publik ini.
Manajemen terutama dalam organisasi public berperan dan berkenaan dengan proses bagaimana kegiatan yang telah di rancang oleh organisasi public dapat diimplementasikan secara efektif. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari pemimpin atau manajer. Dalam konteks ini, manajer berperan mengintegrasikan organisasi dan variable-variabel manusia ke dalam sebuah sistem sosioteknik yang efektif dan efisien.
Sistem sosioteknik merupakan suatu kondisi agar para pegawai bisa bekerja dengan baik, maka selain mematuhi aturan-aturan yang berlaku, pegawai juga butuh investasi social dan intelektual/ pengetahuan dalam berorganisasi.
Sementara itu, menurut Hendry Mintzberg dalam buku Manajemen prilaku Organisasi (Winardi), ada sepuluh macam peranan manjerial yakni:
A. Peranan antar pribadi
1. Peranan sebagai tokoh (melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial dan social, sebagai wakil organisasi yang bersangkutan)
2. Peranan sebagai pemimpin
3. Peranan sebagai penghubung (The Liason Role) terutama dengan pihak luar.
B. Peranan Informasional
1. Peranan sebagai pihak penerima (menerima informasi tentang pengoprasian sebuah perusahaan)
2. Peranan sebagai penyebar berita atau informasi (menyampaikan informasi kepada pihak bawahan)
3. Peranan sebagai juru bicara (meneruskan informasi kepada pihak yang berada di luar organisasi yang bersangkutan)
C. Peranan Keputusan
1. Peranan sebagai wirausahawan.
2. Peranan yang mengatasi gangguan-gangguan
3. Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber daya.
4. Peranan sebagai perantara (menghadapi berbagai macam orang dan kelompok-kelompok orang)
Hendy Fayol mengusulkan bahwa semua manajer paling tidak melakukan 5 fungsi manajemen yakni merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan (Amirullah dan Haris Budiyono:2004).
Mekanisme Integrasi
• Mekanisme integrasi adalah cara mamadukan sistem sosioteknik dengan menggunakan Pengarahan (direction).
• Caranya dengan memadukan antara variabel organisasi dengan variabel manusia dengan mengambil beberapa tindakan seperti:
1. Perintah
2. Perancangan organisasi dan pekerjaan
3. Seleksi, pelatihan, penilaian dan pengembangan
4. Komunikasi dan sistem kontrol
5. Sistem imbalan
Teori Manajer dalam Manajemen
Ada 3 teori dasar dalam manajemen, pertama adalah model tradisonal, kedua adalah human relations, dan ketiga adalah human resources (Milles).
1. Model Tradisional
Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola motivasi tradisional. Manajer berasumsi bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan bagi manusia, upah lebih penting dari kerja itu sendiri, dan hanya sedikit sekali orang yang memiliki pengendalian dan pengarahan diri. Oleh karena itu, maka jalan keluar yang dilakukan manajer adalah melakukan supervise yang ketat merumuskan berbagai cara dan prosedur kerja sesederhana mungkin, dan memaksa apa yang diinstruksikan kepada bawahan. Dengan demikian diharapkan bawahan akan patuh dan menghasilkan apa yang telah ditetapkan.
2. Model Human Relations
Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola human relations, manajer berasumsi bahwa bawahannya ingin merasa berguna dan penting, ingin dikenal sebagai seorang individu yang berarti dan keinginan tersebut mungkin lebih peting daripada uang. Oleh karena itu, maka tindakan yang dilakukan para manajer dalam melakukan tugasnya adalah memuji individu dan bawahannya agar mereka merasa penting/ berguna, selalu mendengar keluhan dan saran bawahannya, melakukan pengendalian dan pengarahan diri dalam hal-hal rutin. Dengan demikian diharapkan agar bawahan menjadi lebih dimanusiakan (dihargai dan senang) dan termotivasi serta bersedia bekerjasama atas dasar kesadaran diri (secara sukarela). (Keban)
3. Model Human Resources
Dalam pendekatan ini, seorang manajer menggunakan pola human resource. Manajer berasumsi bahwa orang bisa saja tertarik terhadap pekerjaan yang menantang (tidak selalu uang), memiliki kreativitas dan inisiatif serta tanggungjawab yang tinggi untuk mengendalikan dan mengarahkan dirinya. Oleh karenanya, maka yang dilakukan oleh manajer adalah memanfaatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada pada bawahannya, memberikan peluang agar mereka dapat berkreasi dan berinisiatif, serta memberikan dorongan agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif. Oleh karena itu, diharapkan terjadinya tanggungjawab yang lebih tinggi dikalangan bawahannya, sekaligus terjadi perbaikan efisiensi dan peningkatan kepuasan kerja.
Dari ketiga pendekatan tersebut, dapat dilihat variasi pola kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi, termasuk manajer public. Pola yang dipilih tentu saja tergantung dari asumsi dasar yang dianut oleh seorang manager tentang hakekat manusia dalam organisasi, teknologi yang dimiliki, serta lingkungan dan situasi yang sedang dihadapi. Disamping itu, model sangat mempengaruhi bentuk struktur organisasi.
Menurut Richard M. Steers dan Lyman W. Porter dalam buku Manajemen edisi 2 (Handoko) bahwa ada beberapa pola-pola umum pendekatan manajerial terhadap organisasi bahwa model tradisional mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja.
Sedangkan untuk model hubungan manusiawi, menurut Elton Mayo dan para peneliti (Handoko) menemukan bahwa kontak-kontak social karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengulang motivasi.
Selanjutnya mengenai model Sumber daya Manusia, menurut Argyris dan Likert, bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor—tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumberdaya pokok serta titik sentral setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Manajer harus mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Adapun tugas-tugas manajer adalah:
1. Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.
2. Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para bawahannya untuk bekerja giat dan membina para bawahan dengan baik dan harmonis.
3. Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya.
4. Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.
5. Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.
6. Manajer harus membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
7. Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.
8. Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar.
Sesungguhnya, manajer bertanggung jawab dalam mengarahkan visi serta sumber-sumber daya kejurusan yang dapat menghasilkan hal-hal yang paling efektif.
Semoga tulisan Peranan Manajer dalam Manajemen Organisasi Publik ini dapat bermanfaat bagi sahabat semangat inspirasi maupun bagi manajer pada umumnya. Salam sukses untuk para manajer.
0 Response to "Peranan Manajer dalam Manajemen Organisasi Publik"
Post a Comment